Laman

Rabu, 08 Januari 2014

Kebhineka-tunggal ika-an Budaya di Nusantara



Disela-sela tugas kuliah di semester 3 ini ada tugas untuk membuat media pembelajaran. Oleh karena itu saya memutuskan untuk membuat sebuat media pembelajaran audio visual berupa video "Keragaman Budaya di Nusantara". Hal ini saya putuskan agar media ini berguna tidak hanya untuk media pembelajaran di sekolah tapi juga ingin berbagi kepada orang lain. Banyak rakyat Indonesia yang tidak mengetahui keragaman budaya nya sendiri, banyak justru yang lebih bangga dengan kebudayaan asing. Mereka pun terkena arus globalisasi yang cukup signifikan dengan mengikuti budaya-budaya asing.

Video ini untuk pembelajaran bagi semua utuk lebih mencintai kebudayaan sendiri. Karena bangsa yang hebat adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya (agak ga nyambung, ya. :) ) Tapi maksud saya di sini adalah agar kita mau melestarikan budaya-budaya yang ada di Indonesia. Karena budaya-budaya di Indonesia ini sangat beragam dari Sabang sampai Merauke mempunyai budaya masing-masing. Jika kita tidak melestarikannya nanti bagaimana dengan anak cucu kita. Kita terlebih dahulu yang harus melestarikannya dan kita pun harus mengajarkan kepada adik-adik kita, sepupu, keponakan, anak, atau cucu kita kelak. 
Sekarang ini banyak sekali anak-anak kecil yang lebih senang menyanyikan lagu-lagu dewasa dibandingkan lagu anak-anak. Namun lagu-lagu daerah kita yang beranekanragam dan cenderung lebih banyak adalah lagu-lagu riang, ini sangat cocok diberikan kepada anak-anak. Jangan sampai anak-anak kita nanti tidak mengetahui budaya sendiri. Nantinya malah mereka mengikuti budaya-budaya asing yang kebarat-baratan sedangkan di Indonesia memiliki budaya timur yang sangat baik ini. Mari sama-sama kita lestarikan budaya kita ini.

 


 

Sejarah Kota Bekasi

gb
Gedung Patriot (Balai Kota Bekasi sebagai Kantor Walikota Bekasi)
Kota Bekasi memiliki sejarah. inilah sejarah kota Bekasi yang saya dapatkan dari website resmi pemerintah kota Bekasi ( www.bekasikota.go.id ).


Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri, itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai Ibukota Kerajaan Tarumanagara (358-669). Luas Kerajaan ini mencakup wilayah Bekasi, Sunda KElapa, Depok, Cibinong, Bogor hingga ke wilayah Sungai Cimanuk di Indramayu. Menurut para ahli sejarah dan fisiologi, leatak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai Ibukota Tarumanagara adalah di wilayah Bekasi sekarang.Dayeuh Sundasembawa inilah daerah asal Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja-Raja Sunda sampai generasi ke-40 yaitu Ratu Ragumulya (1567-1579 M) Raja Kerajaan Sunda (disebut pula Kerajaan Pajajaran) yang terakhir.

Wilayah Bekasi tercatat sebagai daerah yang banyak memberi infirmasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau. Diantaranya dengan ditemukannya empat prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat prasasti ini merupakan keputusan (piteket) dari Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, Jayadewa 1482-1521 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga. Sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanagara abad kea 8 Kerajaan Galuh, dan Kerajaan Pajajaran pada abad ke 14, Bekasi menjadi wilayah kekuasaan karena merupakan salah satu daerah strategis, yakni sebagai penghubung antara pelabuhan Sunda Kelapa (Jakarta).

Sejarah Sebelum Tahun 1949

Kota Bekasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang dan penuh dinamika. Ini dapat dibuktikan perkembangannya dari jaman ke jaman, sejak jaman Hindia Belanda, pundudukan militer Jepang, perang kemerdekaan dan jaman Republik Indonesia. Di jaman Hindia Belanda, Bekasi masih merupakan Kewedanaan (District), termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis. Saat itu kehidupan masyarakatnya masih di kuasai oleh para tuan tanah keturunan Cina.

Kondisi ini terus berlanjut sampai pendudukan militer Jepang. Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi di semua sektor kehidupan. Nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN Jatinegara yang wilayahnya meliputi Gun Cikarang, Gun Kebayoran dan Gun Matraman.Setelah proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, struktur pemerintahan kembali berubah, nama Ken menjadi Kabupaten, Gun menjadi Kewedanaan, Son menjadi Kecamatan dan Kun menjadi Desa/Kelurahan. Saat itu Ibu Kota Kabupaten Jatinegara selalu berubah-ubah, mula-mula di Tambun, lalu ke Cikarang, kemudian ke Bojong (Kedung Gede).

Pada waktu itu Bupati Kabupaten Jatinegara adalah Bapak Rubaya Suryanaatamirharja.Tidak lama setelah pendudukan Belanda, Kabupaten Jatinegara dihapus, kedudukannya dikembalikan seperti zaman Regenschap Meester Cornelis menjadi Kewedanaan. Kewedanaan Bekasi masuk kedalam wilayah Batavia En Omelanden. Batas Bulak Kapal ke Timur termasuk wilayah negara Pasundan di bawah Kabupaten Kerawang, sedangkan sebelah Barat Bulak Kapal termasuk wilayah negara Federal sesuai Staatsblad Van Nederlandsch Indie 1948 No. 178 Negara Pasundan.

Sejarah Tahun 1949 sampai Terbentuknya Kota Bekasi

Sejarah setelah tahun 1949, ditandai dengan aksi unjuk rasa sekitar 40.000 rakyat Bekasi pada tanggal 17 Februari 1950 di alum-alun Bekasi. Hadir pada acara tersebut Bapak Mu’min sebagai Residen Militer Daerah V. Inti dari unjuk rasa tersebut adalah penyampaian pernyataan sikap sebagai berikut :
Rakyat bekasi mengajukan usul kepada Pemerintah Pusat agar kabupaten Jatinegara diubah  menjadi Kabupaten Bekasi. Rakyat Bekasi tetap berdiri di belakang Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan berdasarkan UU Nomor 14 Tahun 1950 terbentuklah Kabupaten Bekasi, dengan wilayah terdiri dari 4 kewedanaan, 13 kecamatan (termasuk Kecamatan Cibarusah) dan 95 desa. Angka-angka tersebut secara simbolis diungkapkan dalam lambang Kabupaten Bekasi dengan motto "SWATANTRA WIBAWA MUKTI".

Pada tahun 1960 kantor Kabupaten Bekasi berpindah dari Jatinegara ke kota Bekasi (jl. H Juanda). Kemudian pada tahun 1982, saat Bupati dijabat oleh Bapak H. Abdul Fatah Gedung Perkantoran Pemda Kabupaten Bekasi kembali dipindahkan ke Jl. A. Yani No.1 Bekasi. Pasalnya perkembangan Kecamatan Bekasi menuntut dimekarkannya Kecamatan Bekasi menjadi Kota Administratif Bekasi yang terdiri atas 4 kecamatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1981, yaitu Kecamatan Bekasi Timur, bekasi Selatan, Bekasi Barat dan Bekasi Utara, yang seluruhnya menjadi 18 kelurahan dan 8 desa.

Peresmian Kota Administratif Bekasi dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri pada tanggal 20 April 1982, dengan walikota pertama dijabat oleh Bapak H. Soedjono (1982 – 1988). Tahun 1988 Walikota Bekasi dijabat oleh Bapak Drs. Andi Sukardi hingga tahun 1991 (1988 - 1991, kemudian diganti oleh Bapak Drs. H. Khailani AR hingga tahun (1991 – 1997) 

Pada Perkembangannya Kota Administratif Bekasi terus bergerak dengan cepat. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan roda perekonomian yang semakin bergairah. Sehingga status Kotif. Bekasi pun kembali di tingkatkan menjadi Kotamadya (sekarang "Kota") melalui Undang-undang Nomor 9 Tahun 1996 Menjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi saat itu adalah Bapak Drs. H. Khailani AR, selama satu tahun (1997-1998).

Selanjutnya berdasarkan hasil pemilihan terhitung mulai tanggal 23 Pebruari 1998 Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Bekasi definitif dijabat oleh Bapak Drs. H Nonon Sonthanie (1998-2003). Setelah pemilihan umum berlangsung terpilihlah Walikota dan Wakil Walikota Bekasi yaitu : Akhmad Zurfaih dan Moechtar Muhammad (perode 2003 - 2007).

Setelah Ahmad Zulfaih lengser, terpilihlah Moechtar Muhammad yang sebelumnya menjadi Wakil Walikota menjadi Walikota Bekasi periode 2007 sampai 2012 didampingi oleh Dr. H. Rahmat Effendi sebagai wakilnya. Dan sekarang Walikota Bekasi adalah Dr. H. Rahmat Effendi yang sebelumnya juga menjabat sebagai Wakil Walikota pada periode 2007-2012. Dr. H. Rahmat Effendi sekarang didampingi oleh H. Ahmad Syaikhu sebagai Wakil Walikota untuk peiode 2012-2017. 


Semoga ini bermanfaat untuk para pembaca. :)

Senin, 06 Januari 2014

Dimana lagu anak-anak sekarang ini?

Di masa globalisasi ini, banyak sekali anak-anak yang tidak mengetahui apa itu lagu anak-anak. yang mereka tahu hanyalah lagu-lagu yang bertemakan tentang cinta dan lagu-lagu yanng seharusnya tidak pantas dinyanyikan oleh anak-anak pada masa kanak-kanaknya tersebut.
Ini semua salah siapa?
orang tua kah?
guru kah?
atau siapa?
miris sekali nasib mereka. tidak seharusnya mereka menyanyikan lagu-lagu yang bukan untuk masa-masanya. Masa-masa mereka adalah masa-masa berimajinasi, bermain, bersenda gurau, dan ingin serba ingin tahu. Mereka ini ingin sekali perhatian dari orang tua, guru, dan orang-orang di sekitarnya.
Pada masa saya masih menjadi anak kecil, banyak sekali lagu-lagu anak kecil yang sering ditayangkan di stasiun TV dan radio-radio. Namun sekarang, jarang sekali ada televisi atau radio yang menayangkan dan memutarkan lagu-lagu anak kecil. Mereka sangat memerlukan lagu-lagu itu kembali. Lagu-lagu yang sangat indah dan pantas untuk dinyanyikan oleh mereka di masa mereka yang masih kecil. Bukan malah menyanyikan lagu-lagu dewasa yang tak pantas dinyanyikan oleh anak di usia mereka. Mereka ada dimasa meniru apa yang orang dewasa lakukan. Mereka melihat di sekeliling mereka dan mengikuti apa yang mereka lihat, dengar, dan saksikan. Mereka sebenarnya hanya korban dari kesalahan-kesahan yang terjadi di lingkungannya. Mereka hanya terbawa arus lingkungan yang ada di sekita mereka.

Miris rasanya melihat anak-anak yang seharusnya belum layak untuk bekerja malah mereka bekerja sebagai pengamen jalanan karena tuntutan ekonomi keluarga.

Para pengamen cilik tersebut menyanyikan lagu-lagu yang seharusnya bukan untuk mereka nyanyikan. Karena itu bukan lagu yang pantas untuk mereka. Mereka haus akan perhatian, mereka luput dari perhatian sehingga lingkungan membuat mereka menjadi seperti anak kecil yang masa dewasanya terlalu cepat mereka alami.

Kita sebagai generasi penerus bangsa, dan adik-adik kita, sepupu kita, keponakan kita, atau bahkan anak kita nantinya jangan sampai mereka menjadi korban globalisasi yang negatif ini.
Mari kita biasakan mereka untuk mendengarkan lagu anak-anak yang memang seharusnya mereka nyanyikan. Sambil kita membiasakan mereka untuk mengenali mereka dengan keriangan lagu anak-anak, kita pun dapat bernostalgia dengan masa-masa kecil kita.

Jangan sampai mereka kehilangan masa-masa kecil mereka. Jangan kalian renggut kebahagiaan mereka begitu saja.
Orang tua, guru, kakak, serta lingkungan di sekitarnya harus mendukung anak-anak dan memperhatikannya salah satunya dengan lagu-lagu yang mereka nyanyikan.

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca.
Saya hanya sekedar meluapkan isi hati saya pada tulisan ini.  Ma'af bila ada kata-kata dari tulisan saya yang kurang tepat.
Terima kasih. :)

Ibu

Sedang iseng-iseng membuka catatan di Facebook ternyata ada catatan tentang IBU. Inilah catatanku ditanggal  19 Desember 2009 pukul 18:51 dengan ubahan sesuai keadaan sekarang. :)

Ibu adalah segala-galanyanya..

Beliau telah mengandung, melahirkan, menyusui, hingga merawat kita sampai sekarang kita sebesar ini, mungkin sampai beliau menutup matanya.

Ibu adalah seorang wanita yang sangat mulia..
Beliau dengan sabar merawat kita dengan penuh pehatian..
Dan juga surga itu ada di telapak kakinya..

Ibu adalah seorang wanita yang kuat..
Beliau rela mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan kita ke muka bumi ini..

Ibu rela berkorban demi anak-anaknya...


Tpi, apa yang kita perbuat selama ini?

Apakah kia pernah mebuat ibu kita menangis bahagia?

Atau malah kita hanya bisa membuat ibu kecewa?

Dengan kata ah saja kita sudah berdosa..
Apalagi kalau kita membantah perkataan beliau.


Ibu,, seorang ibu sangat perhatian sekali dengan anak-anaknya..
Walau mungkin kita kadang tidak pernah menyadarinya..

Ibu sangat sabar sekali melihat anak-anaknya..


Kalau kita sakit,, ibu pasti dengan penuh perhatian merawat kita..

Tapi terkadang kita suka lupa diri..

Malah,, ada anak yang menganggap ibuNya sendiri sebagai budak..
Disuruh inilah,, disuruh itulah..
Astaghfirullah,, sungguh teganya anak itu..

Ibu sudah susah payah merawat kita,..
Ibu rela tidak makan demi anak-anaknya.
Ibu terkadang tanpa kita sadari selalu mengintip ke kamar.
Itu karena ibu sangat khawatir dengan keadaan anaknya.
Melihat anak-anaknya tumbuh besar adalah suatu kebanggaan untuk Ibu.
Tapi, disamping itu juga mungkin Ibu merasa sedih.
Satu per satu anak-anaknya meninggalkannya.
Ada yang mungkin belajar di luar kota, bahkan di luar negeri.
Ada juga mungkin yang bekerja di luar kota, bahkan di luar negeri.

Wajah Ibu kini sudah mengeriput.
Tenaganya pun tak sekuat dahulu.
Beliau sangat perlu bantuan.






Kalau Ibu sudah tiada,, dengan siapa lagi kita dapatkan semua itu?
Selagi ibu masih ada,, kita bahagiakanlah ibu kita masing-masing.
Apabila bila sudah tiada,, berdo'a lah untukNya agar beliau di tempatkan di tempat yang baik di Sisi Allah..
Karena do'a seorang anak yang shaleh akan membawa orang tua kita ke syurga kelak di Akhirat.

Selalu berdo'a untuk kesehatan Ibunda di sana. Semoga beliau sehat-sehat saja. Ananda di sini InsyaAllah akan menjalankan amanah-amanah yang engkau berikan dengan baik. Selalu sehat disana ya, bu. Ananda sedang berjuang untuk mendapatkan Ridho Illahi untuk menuntut ilmu dengan merantau ke kota kembang ini.  Ananda akan selalu ingat pesan-pesanmu.

Terima Kasih, Ibu. 

You are my every thing. 

The best for you. :*