Laman

Jumat, 17 Oktober 2014

Karakteristik siswa di SD



Karakteristik Perkembangan Anak
Usia Kelas Awal SD

  1. Pertumbuhan fisiknya telah mencapai kematangan, telah mampu mengontrol tubuh dan keseimbangannya, dapat melompat dengan kaki secara bergantian, dapat mengendarai sepeda roda dua, dapat menangkap bola, koordinasi tangan dan mata telah berkembang, telah mulai berkompetisi dengan teman sebaya, mempunyai sahabat, mampu berbagi, dan mandiri.
  2. Perkembangan emosinya telah dapat mengekspresikan reaksi terhadap orang lain, telah dapat mengontrol emosi, sudah mampu berpisah dengan orang tua dan telah mulai belajar tentang benar dan salah.
  3. Perkembangan Kecerdasan  ditunjukkan dengan kemampuannya dalam melakukan seriasi, mengelompokkan obyek, berminat terhadap angka dan tulisan, meningkatnya perbendaharaan kata, senang berbicara, memahami sebab akibat dan berkembangnya pemahaman terhadap ruang dan waktu. 
  4. Anak usia operasional konkret. 
  5. Anak mulai menunjukkan perilaku belajar yaitu : Mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak, mulai berfikir secara operasional, mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda, membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan memahami konsep substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.  
  6. Anak mulai belajar dari hal yang konkrit. Yaitu proses belajar beranjak dari hal-hal yang konkrit yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan diotak atik.  
  7. Anak memandang sesuatu secara Integratif atau utuh. Yaitu anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu
  8. Anak belajar sesuai dengan tahapan-tahapannya (Hierarkis). Yaitu anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks
Rujukan : Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan. 2013. Implementasi Tematik Terpadu.ppt. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 

Perbedaan fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori beserta contoh dalam pembelajaran IPA di SD



1.    Data / Fakta adalah sesuatu kenyataan yang diketahui. Dalam IPA suatu fakta dapat dinyatakan dengan Matahari terbit dari Timur dan terbenam ke sebelah Barat.
2.    Konsep adalah kemampuan untuk mengadakan diskriminasi antara golongan-golongan objek dan sekaligus mengadakan generalisasi dengan mengelompokkan objek-objek yang mempunyai satu atau lebih ciri yang sama. Konsep dibedakan menjadi dua jenis, yaitu konsep konkret dan konsep yang harus didefinisikan. Konsep Konkret adalah pengertian yang menunjuk pada objek-objek dalam lingkungan fisik, dalam IPA hal ini dapat dinyatakan dengan konsep Hewan Mamalia adalah hewan yang berkembang biak dengan cara melahirkan, berkaki empat, dan memiliki bulu-bulu pada kulitnya.
3.    Prinsip adalah kemampuan untuk menggabungkan beberapa kaidah sehingga terjadi pemahaman yang lebih tinggi yang membantu memecahkan masalah suatu problem atau masalah. Prinsip atau azas dalam Ilmu Pengetahuan Alam dapat diartikan sebagai suatu pernyataan yang mengandung kebenaran yang bersifat mendasar dan berlaku umum. Prinsip atau azas inilah yang sebenarnya melandasi kebenaran suatu hukum. Dalam IPA di SD dapat dicontohkan dengan prinsip kerja pengungkit, prinsip kerja pegas, dan prinsip kerja bidang miring yang dapat mempermudah usaha-usaha yang harus dilakukan.
4.    Hukum adalah Hukum dalam IPA merupakan suatu pernyataan yang mengungkapkan adanya hubungan antara gejala alam yang konsisten. Karena konsistennya itulah maka hukum dapat digunakan untuk meramalkan. Adapun yang perlu diingat untuk memahami hukum ini adalah:
a.       Suatu pernyataan,
b.      Menyatakan adanya hubungan antara fakta,
c.       Telah diuji kebenarannya oleh ahli di bidang itu,
d.      Bersifat universal,
e.       Dapat digunakan untuk meramalkan,
f.       Berlaku pada kondisi yang terbatas,dan
g.      Peramalan hanya cocok bila kondisi tertentu yang terbatas itu terpenuhi.
Contohnya dalam IPA SD adalah hukum Archimedes, yaitu “ Suatu benda yang dicelupkan sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan oleh benda tersebut”. Maka terjadilah peristiwa benda yang terapung, melayang, dan tenggelam pada air.
5.    Teori adalah seperangkat pengetahuan.
Menurut Kerlinger (1973) yang terjemahannya sebagai berikut. “Suatu teori adalah seperangkat pengertian (konsepsi) definisi dan proposisi yang saling berkaitan yang menyajikan suatu pandangan yang sistematis dari berbagai fenomena dengan mengungkapkan adanya hubungan yang spesifik antar variabel, dengan tujuan untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena-fenomena tersebut.”
Teori memiliki tiga fungsi, yaitu:
a.    Menjelaskan, yang dijelaskan bisa saja berupa suatu hukum, bisa juga suatu gejala alam yang sederhana, dan dapat pula hubungan antar berbagai gejala alam.
b.    Memahamkan, fakta-fakta dari gejala alam yang berserakan di atas bumi dan alam semesta ini bila dirapihkan atau dibuat menjadi teratur dan sistematis maka akan mudah dipahami adanya saling keterkaitan secara teratur satu terhadap yang lain mengikuti ‘hukum alam’.
c.    Meramalkan, dari keteraturan ataupun sistematisasi fakta-fakta atau fenomena alami tadi dapat pula ditarik suatu kesimpulan atau ramalan.
Contoh teori dalam pembelajaran IPA di SD adalah teori pengukuran yaitu terdiri dari konsep pengukuran panjang, konsep pengukuran luas, dan konsep pengukuran volume. 

DAFTAR RUJUKAN

Widodo, Ari, dkk. 2010. Pendidikan IPA di SD. Bandung: UPI PRESS